Bahasa Mandarin Jadi Mapel Baru di Afrika Selatan
Bahasa Mandarin menjadi mata pelajaran (mapel) baru di Afrika Selatan. Kementerian Pendidikan Afrika Selatan akan memperkenalkan bahasa asal Negeri Tirai Bambu itu ke dalam kurikulum sekolah.
Bukan tanpa alasan, adanya bahasa Mandarin ini sebagai upaya untuk mendekatkan diri pada China sebagai mitra perdagangan besar. Langkah ini pun dikritik sekaligus disambut baik.
Seperti dilansir VOA, Senin (31/3/2014), Afrika Selatan yang berpenduduk 51 juta jiwa sudah mempunyai 11 bahasa resmi. Dalam menyampaikan kata "halo" ada beberapa bahasa yang menjadi pilihan, yaitu "sawubona" dalam bahasa Zulu, "hallo" dalam bahasa Afrikaans dan "dumelang" dalam bahasa Setswana. Sekarang, Kementerian ingin menambah "ni hao" dalam bahasa Mandarin.
Perjanjian antara kedua negara tersebut fokus pada lima wilayah kerja sama, yaitu pengembangan kurikulum, matematika dan sains, pelatihan guru, pendidikan kejuruan, serta riset dan pengembangan dalam pendidikan dasar.
Juru bicara Kementerian Pendidikan Dasar, Troy Martens mengungkapkan bahwa kerja sama baru tersebut sangat bernilai untuk kedua negara, walaupun para pejabat belum mengatakan berapa biaya inisiatifnya.
Baca Juga: Southeast Asian parents want kids to use devices for learning – study
Aspek yang paling banyak menarik perhatian adalah pemasukan Bahasa Mandarin di sekolah-sekolah. Sebuah studi dari lembaga riset Pew tahun lalu menunjukkan warga Afrika Selatan memiliki perasaan mendua terhadap China.
Artinya, survei tersebut menunjukkan sebanyak 46 persen rakyat Afrika Selatan tidak menyukai penyebaran ide-ide dan adat istiadat China di negaranya, sementara 60 persen tidak menyukai musik, film dan acara televisi China.
"China merupakan kerja sama perdagangan terbesar untuk Afrika Selatan. Jadi, sangat bermanfaat untuk para pelajar di Afrika Selatan untuk terpapar bahasa internasional ini," ucap Martens.
Lebih lanjut, pelajaran bahasa Mandarin tidak wajib dan tidak ada di setiap sekolah, melainkan hanya ada di sekolah-sekolah yang merasa memiliki kapasitas untuk mengajarkan bahasa tersebut.
Selain itu, Kepala Pretoria Chinese School, Lisette Noonan yang mencakup TK hingga SMA mengatakan, setiap murid yang berjumlah 500 orang tersebut belajar bahasa Mandarin.
"Kami senang dengan kerja sama ini. Kami yakin dengan belajar Mandarin merupakan hal penting untuk anak-anak, terutama karena China merupakan kekuatan ekonomi besar di dunia," ungkapnya.
China telah secara drastis mengembangkan sistem pendidikan. Tahun lalu, organisasi negara-negara kaya dunia OECD menempatkan para pelajar di Shanghai sebagai pemilik nilai terbaik di dunia untuk matematika, sains dan membaca.
Sedangkan sekolah-sekolah di Afrika Selatan menderita dari warisan apartheid, yang baru 20 tahun lalu menyerahkan pendidikan kepada mayoritas penduduk. Afrika Selatan berharap aliansi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan murid, tapi juga membawa beberapa keberhasilan China.
JagoMandarin.com, pilihan terbaik untuk kursus mandarin yang terbukti berhasil.